an~alogiku

Menghidupi mimpi-mimpi dan membaginya untuk kebaikan…

“dan aku tak peduli” -balada sampah di gunung Rinjani-

hmm…semua orang yang mendaki gunung juga pasti tahu capeknya saat sampai di campsite, boro-boro mau peduli sama lingkungan kemah yang terkadang adalah merupakan penampungan areal sampah pendaki sebelumnya, untuk bersih-bersih sedikit saja sebelum mendirikan tenda kadang terlewatkan.

hal ini aku alami terlalu sering di gunung. tak terkecuali gunung sebesar Rinjani yang sangat ramai dikunjungi orang, baik penduduk  lokal, pendaki lokal dan mancanegara, dan yang pasti adalah para tamu asing yang ikut dalam program pariwisata climb Rinjani yang digalakkan oleh pemerintah Lombok sebagai salah satu aset terbesar pariwisata Lombok.

kebanyakan dari pengunjung ini mempergunakan jasa porter dan guide, tak terkecuali juga para pendaki, mengingat menyelesaikan etape pendakian gunung ini tak kurang diperlukan waktu minimal 4 hari  3 malam jika ingin benar-benar maksimal merasakan keindahan yang disuguhkan Rinjani.

kembali ke sampah tadi, rupanya tak hanya para pendaki yang tak peduli, para porter yang seharusnya menjadi ujung tombak penjaga gunung “mereka” ini sangat tidak peduli dengan kebersihan gunung ini. terlebih para pendaki lokal yang terkadang meski dengan pengalaman dan jam terbang  mendaki yang sangat tinggi juga tak kalah cueknya. saat kami bermalam di danau Segara Anak hari itu, ketika keesokan pagi menyeruak dan menampakkan sekitar kemah kami dengan lebih luas, terlihatlah banyak sekali sampah berserakan di pinggiran danau Segara Anak.

deuuhhh…kirain sore kemarin saat kami tiba dan agak berkabut, acara bersih-bersih kami sudah cukup, akhirnya pagi ini dengan mengakali ranting-ranting semak dan dan dahan pinus, akhirnya kami punya alat kebersihan untuk digunakan membersihkan areal perkemahan kami dan beberapa sudut danau. guess what, sampah yang kami kumpulkan terbilang tak masuk akal untuk lingkungan gunung yang dikunjungi oleh orang-orang yang katanya cinta gunung tapi ternyata mungkin tak sadar sudah meninggalkan “borok” untuk gunung ini.

sebagai informasi, sampah yang paling banyak ditinggalkan para pekemah adalah tisu, plastik bekas makanan instan, permen, rokok dan kaleng-kaleng makanan. semua jenis sampah ini akan sulit diurai oleh alam terlebih yang namanya plastik dan kaleng. sementara jika yang statusnya pendaki dan pencinta alam ataupun penikmat alam, apalagi sudah sampai berani mendaki Rinjani, harusnya mengetahui pengetahuan mengenai manajemen sampah pendakian. sangat mengherankan ketika tetangga kami yang berasal dari perkumpulan pendaki; waktu itu rombongan berjumlah puluhan orang yang mengakunya kumpulan dari seantero nusantara; meninggalkan jejak yang begitu menyakitkan setelah mereka menikmati keindahan bermalam di Segara Anak.

bukannya menuntut setiap pendaki harus membersihkan seputaran danau, sedikit tidaknya, jarak 5 meter dari tenda seharusnya menjadi tanggung jawab masing-masing regu. sekedar kumpulkan sampah-sampah sebelum mendirikan tenda, jika ada waktu luang bisa lanjutkan dengan benar-benar bersih-bersih lingkungan sekitar sekedar bakti pada alam yang telah menyuguhkan keindahan pada kita di gunung, dan jangan lupakan sampah anda sendiri.

miris memang menyaksikan hal ini di Rinjani. namun apa boleh buat, kesadaran pribadi yang mutlak harus ditumbuhkan, serta peran serta masyarakat “pemilik” Rinjani yang sering bolak-balik ke gunung ini, dan pemerintah sebagai pemungut retribusi pendakian melalui Taman Nasional Gunung Rinjani di gerbang-gerbang pendakian yang kami tahu tak seberapa besarnya. tapi paling tidak alokasikan biaya untuk melakukan bersih gunung dan jalur dari sampah bisa diambil dari pembiayaan paket mendaki yang dibebankan ke turis asing yang kami tahu cukup untuk hal-hal ini.

sekedar tips, untuk sampah pribadi seperti tisu yang bekas pakai bahkan “harta karun” teman-teman yang dititipkan di gunung, bukannya kita pernah mendengar “metode kucing”. saat akan buang air di gunung atau alam terbuka, carilah tempat yang agak menjauh dari jalur, gali sedikit lubang, dan sampah bekas pakai sebaiknya kita bawa dalam tempat sampah yang sudah kita siapkan untuk semua bekas sampah pribadi. entah nanti mau teman-teman bawa turun, atau dibakar pada saat menyalakan perapian di kemah.

untuk sampah plastik juga berlaku demikian. lain halnya dengan kaleng, sebaiknya kaleng-kaleng dibawa turun kembali dan didaur ulang atau diproses penghancurannya di luar gunung.

semoga rekan-rekan kami sesama penikmat alam, di mana pun kalian bertualang, nyali dan keberanian mencapai puncak tinggi dan melalui jalur berbahaya tak cukup untuk menunjukkan keberanian dan kecintaan kalian sebagai petualang. mari sama-sama coba tingkatkan kepedulian, berkomunikasi dengan alam sekitar kita dan perlakukan mereka layaknya kita memperlakukan diri kita sendiri. karena kita tak pernah tahu, apa yang alam akan bisa lakukan untuk kita saat di atas sana.

jika lingkungan tempat kita bersih, bukannya kenikmatan bermalam di alam akan menjadi layaknya menikmati kemewahan bintang lima yang sangat bernilai tinggi. di bawah gemintang, udara segar, wangi pinus dan mata tak terganggu oleh kehadiran sampah-sampah di sekitarnya, GRATIS.

“adalah tugasmu menjaga aku tetap cantik, indah dan ramah saat kau kunjungi kembali suatu saat nanti” -Rinjani Anjani-

dan, terlalu sering kita dengar dan semoga jangan bosan…LEAVE NO TRACE, especially your SAMPAH !!!!

6 comments on ““dan aku tak peduli” -balada sampah di gunung Rinjani-

  1. Nyoman Ginastra
    September 10, 2011

    sampah = budaya kita…?

    • intenarsriani
      September 10, 2011

      bukan budaya, bro…kalo yang namanya budaya itu yang becik-becik aja, kalo yang ini namanya kebiasaan buruk :p
      -mari jadi segelintir yang peduli-

  2. Wiragunarsa
    September 10, 2011

    Gunung memang indah, tetapi ada kalanya saat gunung itu marah baru tau akibatnya…….

  3. Ardii Herianto
    September 26, 2013

    jgn putus asa, masih ada yg perduli walau tidak bnyak…

    • inten_arsriani
      September 27, 2013

      Yup, semoga kita bagian dari (yang tidak banyak) itu…

  4. Pingback: Selamatkan Rinjani, dan Kawan-kawannya | an ~ alogiku

Leave a reply to Ardii Herianto Cancel reply

Information

This entry was posted on September 10, 2011 by in Analogi Plesiran.
Follow an~alogiku on WordPress.com

Kalender

September 2011
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930  

Analogi Kliks

  • 58,831 Analogiers